Perahu Kehidupan 04 (end)

"Kak, museum mininya yang ada mbak-mbak itu ya?"

"Yups, bener banget,, yuk kita masuk", Ajak Kak Tri

Mereka berdua melangkah memasuki tuangan yang tak terlalu besar namun cukup luas untuk menampilkan beberapa hewan-hewan yang telah di awetkan. Perjalanan pun dilanjutkan ke bagian tengah yang berbentuk seperti setengah lingkaran yang berisi hewan-hewan berkebangsaan burung, tapi ada juga beberapa hewan di luar kebangsaan burung di bagian setengah bola itu seperti kura-kura, dan kangguru yang imut-imut dan beberapa jenis hewan lainnya. Bagi yang belum pernah berkunjung tempat ini menjadi saah satu rekomendasi buat dikunjungi hehehe. Di bagian bawahnya ada patung unta yang terletak di depan rumah kelinci, rumah tringgiling dan beberapa hewan lucu lainnya. penasaran?. langsung datang aja yak. hehehe.

"Alhamdulillah, masih adakah yang kita lewatkan kak?", tanya Lia.

"Kakak rasa enggak deh dik, kenapa?".

"Laperr kak, hahaha".

"Oke, kita keluar aja ya, cari makan di dekat area MTQ, sekalian nanti kita coba mampir bentar ke kawasan rumah adat"

"Rumah adat dari seluruh kabupaten/kota di provinsi jambi kak?"

"Yups, bener banget, ini bebrapa bentuk rumah adatnya, bahkan replika candi muaro jambi pun ada"

"Uweeee... ayok kak, buruan kita ke sana tapi tetep cari makan ya hehehe"

"Oke"

Perjaanan di lanjutkan menuju tujuan selanjutnya yaitu arena MTQ dengan melewati kawasan rumah adat terlebih dahulu, perjalanan di mulai dari kebun binatang ambil lurus aja, nanti simpang tiga pilih ke kanan, kemudian tinggal ikutin jalan saja. Kawasan rumah adat tepat berada di sebelah kiri, dan tak jauh dari sana ada arena MTQ. Biasanya masyarakat sekitar akan ramai mengunjungi tempat ini saat sore hari. Apa aja kegiatannya di sana?. tentu beragam, ada yang sedang jogging, ada yang latihan mengendarai mobil, ada yang sekedar jalan menikmati indahnya susasana MTQ seperti yang diakukan Tri dan Lia.

"Masyaaa Allah keren banget kak, rumah adatnya", kagum Lia.

"Iya dik, ini adalah sebagian dari keberagaman yang ada di daerah Jambi dan tugas kita sebagai masyarakat adalah mencintai budaya itu dan coba kembali mengenal keberagaman budaya lokal kita".

"Asiap kapten"

"Nah, kita berhenti disini aja ya minum es dogan dulu, ntar makannya kita di luar aja ya"

"Oke kak, boleh juga"

"Dik, kamu coba lihat perahu itu"

"Perahu yang besar itu kak?, kenapa dengan perahu itu kak? ada yang salah kah?"

"Kita itu sekarang seperti sedang berada di dalam kapal itu dik"

"Weh.. weh.. kalo kakak udah ngomong gini kok mulai ngeri ya, pasti mau ceramah"

"Heheh gak gitu dik, kakak ingin coba mengingatkan diri kakak saja. kita gak tahu perahu itu akan sampai pada tujuan atau tidak. apakah ia akan terus berjalan? ataukah akan tenggelam di tengah lautan saat belum sampai pada tujuan"

"Maksud kakak apa sih? kok berbelit-belit ya, hehe"

"Pernah liat kapal"", tanya Kak Tri.

"Iya, terus apa hubungnanya Kak?"

"Kapal itu gak akan selamanya mengarungi lautan yang tenang terkadang dia juga akan melewati lautan yang berombak. Sama seperti kehidupan, gak selamanya kehidupan kita itu akan baik-baik saja, ada kalanya akan mengalami ujian, nah apakah kita akan sanggup menghadapi ujian itu. Jika kita sanggup maka kapal akan terus berlayar, tapi jika tidak maka kapal itu aka karam di tengah perjalanan".

"Jadi, maksud kakak, kita itu harus pantang menyerah gitu ya?, seperti di surat al insyirah sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, hehe bener gak kak?"

"iya dik manis bener bingits, dan jangan lupa kembalikan posisi kita sebagai makhluk bahwa kita dihidupkan di dunia ini untuk beribadah kepadanya agar nantinya perahu kehidupan ini sampai pada tujuan terakhirnya sang pencipta dalam keadaan terbaik"

"Siap kak, Bismillah  Lillah Istiqomah Insyaa Allah Jannah"

"Aamiin,"

***

end